Sunday, 6 March 2016

Mendeteksi Sehatnya Hati Sentral Jiwa Manusia

Wolfeislami - ''Mereka yang mengenal hatinya, maka ia akan mengenal Rabbnya. Namun disayangkan, saat ini banyak manusia yang tidak mengenal hatinya sendiri.''

Hati yang bersih dan suci merupakan tanda keimanan seseorang. Tidak mungkin ia dikatakan sebagai orang yang beriman kepada Allah, namun hatinya masih kotor atau dipenuhi dengan niat buruk dan akhirnya hatinya menjadi mati.

Jika hati sudah mati, maka untuk mengingat Allah pun tidak akan bisa. Kemudian hati mereka hanya ingin mengikuti hawa nafsu syaitan yang akan menjerumuskan mereka kedalam perbuatan dosa dan mereka bangga dengan perbuatan tersebut, lalu akhirnya mereka akan menjadi orang yang kafir kepada Allah serta orang yang merugi dalam menjalani kehidupan dunia ini.

Berbicara tentang sifat hati setiap insan, pasti bisa disimpulkan, bahwa setiap manusia mempunyai sifat hati yang berbeda-beda.

Pertama, hati yang dihiasi dengan nilai ketaqwaan , dzikir, pembersih jiwa, dan muraqabatullah(sikap hati yang selalu merasa dalam pengawasan Allah). Hati seperti ini, insya Allah dapat menangkal segala sifat tidak terpuji. Hati seperti ini disebut hati yang bersih( Qolbun Salim).

Kedua, hati yang dipenuhi hawa nafsu dan terselimuti sifat-sifat tercela. Hati seperti inilah yang kerap kali menjadi mangsa Syaitan untuk mengobrak abrik kebaikan hati yang ada didalamnya.

Ketiga, hati yang memiliki potensi mengikuti hawa nafsu, namun juga masih terdapat jeritan keimanan untuk berbuat kebaikan. Ia berada diantara kebaikan dan keburukan, walaupun pada akhirnya harus menentukan pilihan hitam atau putih.

Untuk itu Allah sudah menegaskan bahwa hati yang bersih dan suci itulah hati yang dimuliakan Allah. Sebagaimana Allah berfirman yang artinya: ''Dan janganlah engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Dan(dihari itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertaqwa''(QS. Asy-syura: 87-90).

Jika kita renungkan ayat diatas, sebenarnya Allah menginginkan agar seluruh hamba-hambanya dapat memiliki hati yang bersih, yang dapat mengantarkan mereka pada surga Allah, sekaligus untuk menyempurnakan segala kenikmatan yang diberikan kepada seluruh hamba-hambanya. Namun untuk memiliki hati yang bersih, kita terlebih dahulu harus mengetahui seluk beluk hati manusia, sifat-sifatnya dan juga godaan-godaan yang dapat menghanyutkannya. Karena Hati ini merupakan pusat jiwa manusia, yang apabila hatinya baik, maka akan Insya Allah akan baik pula seluruh tubuhnya, dan jika hatinya buruk, maka akan buruk pula seluruh tubuhnya.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda yang artinya: ''Ketahuilah bahwa sesungguhnya dalam tubuh seseorang itu terdapat segumpal darah, yang apabila ia baik maka baik pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal darah itu adalah Hati(HR. Bukhari Muslim).

Mendeteksi Hati
Mereka yang mengenal hatinya maka ia akan mengenal rabbnya. Namun disayangkan, karena saat ini banyak manusia yang tidak mengenal hatinya sendiri. Lalu Allah menjadikannyaseolah dirinya terpisah dari hatinya dan mereka termasuk orang yang paling lalai untuk mengingat Allah. Maka ada beberapa hal yang harus kita kerjakan, apakah hati kita ini masih mempunyai niat kebaikan didalamnya ataukah sebaliknya hati kita selalu di penuhi dengan niat yang buruk.
Khusu' dalam Shalat
Qabu yang sehat adalah jika dia sedang melakukan shalat, maka dia tinggalkan segala keinginan dan sesuatu yang bersifat keduniaan. Kemudian mereka mengerjakan shalat penuh dengan ke khsu'an dan semata-mata hanya menharapkan keridhaan Allah. Jika mereka berbuat yang demikian maka akan membuktikan bahwa hati yang dimilikinya masih istiqamah di jalan Allah.

Mengapa demikian? Karena ketika adzan berkumandang, diri mereka segera mengerjakan shalat dan mereka meyakini bahwa dengan mengerjakan shalat pasti akan mendapatkan kebahagiaan serta penyejuk hati dan jiwa mereka.

Ingat Akan Kehidupan Akhirat
Salah satu hati yang sehat yaitu selalu ingat akan kehidupan di akhirat. Jika sudah ingat, pasti ia akan segera memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa yang sudah dilakukannya. Namun jika ia tidak ingat akan kehidupan akhirat. I i membuktikan bahwa hati mereka sudah mati dan tidak baik lagi untuk beribadah kepada Allah. Maka beruntunglah ketika hati seseorang sehat, maka dia akan menuju jalan ke akhirat dengan petunjuk arah yang baik. Sedangkan bila qalbu tersebut sakit, maka dia akan terlena dengan mementingkan kehidupan dunia dan menganggapnya sebagai kehidupan yang kekal abadi.

Introspeksi dan memperbaiki Diri
Qalbu yang sehat senantiasa memberi perhatian yang besar untuk terus memperbaiki amal ibadah kepada Allah. Kemudian mereka terus bersemangat untuk meningkatkan keikhlasan dan beramal, mengharapkan nasihat yang baik dari orang lain, menjauhi perbuatan maksiat dan meyakini bahwa Allah selalu melihat apa yang mereka kerjakan selama hidup di du ia ini. jika kita berbuat demikian, ini membuktikan bahwa hati yang kita miliki masih baik dan bersih dari segala bentuk perbuatan dosa.

Nah dengan melakukan beberapa cara diatas, Insya Allah kita dapat memahami sendiri, apakah hati kita ini masih bersih dan suci? atau sebaliknya, maka sebagai hamba Allah, hendaknya kita memohon dan memasrahkan hati kita kepada Allah, agar hati ini terhindar dari goresan-goresan kemunafikan menuju ke ikhlasannya yang abadi.*

0 komentar:

Post a Comment