Sunday, 21 February 2016

Meremehkan Dan Menghina Orang Lain Dalam Ajaran Islam


Meremehkan dan menghina orang lain itu sangat sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, apalagi kita sebagai orang pengangguran dan miskin pasti banyak sekali kata-kata orang yang menghina diri kita. Sedangkan apabila kita mengerjakan sesuatu yang tidak dapat di pahami oleh orang lain pasti akan dianggap remeh. Tapi tahukah anda orang yang diremehkan dan di hina boleh jadi lebih mulia di sisi Allah,

Nabi Muhammad Saw bersabda yang artinya :
Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau dengan berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.
Tinggikanlah sarungmu sampai pertengahan betis. Jika enggan, engkau bisa menurunkannya hingga mata kaki. Jauhilah memanjangkan kain sarung hingga melewati mata kaki. Penampilan seperti itu adalah tanda sombong dan Allah tidak menyukai kesombongan.
Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ini shahih).

Dari hadis't diatas menjelaskan janganlah pernah meremehkan kebaikan orang lain walaupun dengan wajah tersenyum. Allah ta'ala melarang dari perbuatan Sikhriyyah terhadap manusia, yaitu sikap merendahkan orang lain dan menghina mereka. Hal ini sebagai mana terdapat pula hadis't Nabi Muhammad Saw tatkala bersabda 
 " Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain "  

Kita tidak mengetahui hakekat seseorang, boleh jadi orang yang di cela itu lebih mulia di sisi Allah dan tidak ada pula yang menjamin seseorang akan selalu lebih baik kondisinya dari orang lain, karena bisa saja tadinya kaya mendadak hilang hartanya, orang yang punya jabatan tinggi lengser seketika, dan orang yang mulia kedudukannya bisa jadi masyarakat merendahkannya. Sehingga tidaklah pantas seseorang merasa jumawa, merasa dirinya lebih baik dari orang lain sehingga mencela dan merendahkahnya.

Banyak ayat dan hadist yang melarang untuk saling menghina,
Allah Ta'ala berfirman :

" (orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih "                 (QS. At Taubah : 79).

Allah juga berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 212 yang artinya :

" kehidupan dunia di jadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia dari pada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang di kehendaki-Nya tanpa batas " (QS. Al Baqarah : 212).

Semoga kita sebagai orang mukmin bisa menjaga lisan kita, dan supaya tidak termasuk sebagai orang-orang munafik yang tidak dapat menjaga lisannya dengan menghina dan merendahkan orang lain.

1 komentar: